Pengetian Tauhid dari Segi Bahasa dan Segi Istilah Islam

Pengetian Tauhid dari Segi Bahasa dan Segi Istilah Islam

Dari Segi Bahasa

 

Pengertian Tauhid dari segi bahasa adalah bahasa arab, yaitu bentuk masdar (sifat atau keadaaan) dari kata yuhid/ wahid yang artinya “menyatukan” atau “meng-esa kan”. Sebagai bentuk masdar (sifat dan keadaan), kata “ Tauhdi” artinya adalah “penyatuan” atau “pengesaan”. Secara bahasa, kata “penyatuan” atau “pengesaan” mengandung dua pengertian yaitu :

a.Penggabungan atau penyatuan beberapa benda/ unsur sehingga menjadi satu kesatuan. Contoh: ketika seseorang menggabungkan beberapa unsur seperti kopi,gula,susu, dan air panas dalam sebuah gelas menjadi satu kesatuan bernama kopi susu, makan secara bahasa pekerjaan yang dilakukan oleh orang tersebut adalah proses tauhid (penyatuan). Contoh: yang lain misalnya: ketika seseorang ibu menggabugnkan ikan,air,garam,cabai berbagai unsur lainnya dalam sebuah kuali kemudian di masak dan hasilnya adalah gulai ikan, makan secara bahasa, proses yang dilakukan ibu tadi adalah proses tauhid. Karena kejadian manusia merupakan penyatuan atau gabungan dari berbagai unsur yaitu jasmani, unsur rohani dan unsur-unsur lainnya.

b.Pengakuan kebenaran tentang keesaan sesuatu/seseoarang contoh : apabila misalnya terjadi bahwa di suatu desa, hanya ada seseorang laki-laki dan selainnya adalah perempuan, maka apabila kita mengakui dan mengatakan bahwa benar di desa tersebut hanya terdapar seseorang laki-laki, maka pengakuan kita tersebut secara bahasa adalah proses tauhid, yaitu mengakui keesaan seseorang.
Contoh lainnya : misalnya ketika kita melihat bahwa matahari yang menyinari bumi ini yang setiap hari terbit di timur dan terbenam di barat hanyalah satu matahari, lalu kita mengakui dan membenarkan bahwa matahari itu adalah satu, maka pekerjaan kita tersebut secara bahasa proses adalah proses tauhid (pengakuan keesaan sesuatu).

Dari Segi Istilah islam

Perkataan Tauhid adalah berarti esa atau satu, yang merupakan asma allah yang menunjukkan sifat ke-Maha Esaan dank e-Maha Tunggalannya. Seperti dijealskan dalam beberapa ayat alquran.
Contoh :
قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ 
Katakanlah : Dia-allah yang Maha Esa ( Surat Al-Iklas ayat 1)”


وَإِلَٰهُكُمْ إِلَٰهٌ وَاحِدٌ ۖ لَا إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ الرَّحْمَٰنُ الرَّحِيمُ

“Dan Tuhannmu adalah Tuhan yang Maha Esa: tidak ada Tuhan melainkan Dia yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang (Surat Al-Baqarah ayat 163)”


 (51)وَقَالَ اللَّهُ لَا تَتَّخِذُوا إِلَٰهَيْنِ اثْنَيْنِ ۖ إِنَّمَا هُوَ إِلَٰهٌ وَاحِدٌ ۖ فَإِيَّايَ فَارْهَبُونِ

“Allah Berfirman : janganlah kamu menyembah Dua Tuhan : sesungguhnya Dialah Tuhan yang Maha Esa, Maka Hendaklah kepadaku saja kamu Takut. (Surat An-nahl ayat 51)”

Ayat-ayat di atas dengan tegas menjelaskan bahwa Allah SWT adalah zat yang Maha Esa (Tunggal). Oleh karena itu, inti ajaran tauhid islam menyimpulkan dalam sebuah kalimat : Tiada Tuhan Selain Allah. Kalimat ini bermakna penolakan terhadap segala sesuatu untuk dijadikan tuhan (tiada tuhan) dan penetapan hanya satu yang harus dieperuntuhkan yaitu Allah SWT (kecuali Alah).

Perkataan Tuhan (Ilahun) artinya adalah segala sesuatu yang mendominasi pikiran dan persaan manusia sedemikian rupa, deikian kuatanya dominasi itu sehingga manusia terperdaya sehingga bertindak dan berperilaku lebih dominan karenanya.

Dengan demikian, Tauhid menurut istilah Islam adalah mengakui keesaan Allah, mengesakan Allah. (Depdikbud RI,1989: 907), dengan cara menyatukan unsur pikiran, perasaan, lisan dan perbuatan. Jadi Tauhid, dalam konteks agama islam adalah proses pernyatuan aspek ilmu (kognitif), penghayatan (afektif) dan tindakan (psikomotorik) dala mengesakan Allah SWT. Atau dengan kata lain Tauhid adalah penyatuan pengetahuan (knowledge), komitmen dan aktualitas dalam mengesakan Allah SWT.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Teori Kepemimpinan

Pengadaan Sarana Dan Prasarana Pendidikan

Pendekatan Tingkah Laku Pada Kepemimpinan